Senin, 04 Januari 2016

Kelak

Kutuliskan sajak ini sambil mengingatmu

Dalam sedu sedan gerimis di depan teras rumahku

Akan jadi apa kita bertahun-tahun dari sekarang, Tuan?

Kelak ketika kau memutuskan pergi dari hidupku

Ingatlah aku di akhir perjalanan kisah cintamu

Ingatlah aku sebagai proses kau menuju masa depanmu

Lalu tersenyumlah...

Karena meski tak bersama 

Pelukku pernah mendamaikan jutaan gelisah

Kelak ketika ternyata bukan aku yang menyambutmu di depan pintu rumah

Jangan bermuram durja

Aku tahu, lelahmu lebih perlu perhatian

Dibandingkan sesal yang begitu menyesakkan

Kelak ketika kita tak lagi berjalan beriringan 

Jangan menyalahkan Tuhan

Tentu tak satu pun dari kita yang ingin menjadi makhluk tak tahu aturan

Mari jalani masa kini dengan harapan atas beragam kebaikan

Kelak ketika hanya puisi yang tersisa dari diriku

Jangan membacanya sendirian saja

Buatlah secangkir minuman hangat

Agar bukan hanya sunyi yang ada dalam hatimu, yang mulai rindu dekap

Kelak mungkin semuanya akan hilang

Namun yang pernah saling sayang

Tak seharusnya menghapus doa-doa kebaikan.

3 komentar: